Sabtu, 03 Oktober 2009

Desa Lawatan, Pusat Kerajinan Shuttlecock

Desa Lawatan, Pusat Kerajinan Shuttlecock


DESA Lawatan, Dukuhturi, Kabupaten Tegal, sudah sejak lama dikenal

sebagai daerah sentra pembuatan shuttlecock (bola bulu tangkis). Dari sekitar 5000 penduduk di sana, hampir 80 persen menjadi perajin salah satu alat untuk permainan bulutangkis tersebut. Bahkan kini, hasil produksinya juga

merambah ke berbagai kota besar hingga luar Jawa.

Menariknya, hampir tiap rumah di desa tersebut penuh dengan bahan baku shuttlecock seperti bulu entok, alat cetak dan kardus. Selain menghasilkan produk jadi mereka juga menyuplai ke beberapa perusahaan ternama di Kota Tegal, seperti Garuda dan Sinar Mutiara, untuk finishing (penyelesaian akhir).

''Kalau untuk cakupan wilayah Jateng, daerah produsen shuttlecock itu memang hanya Solo dan Tegal. Sementara, di Jatim hanya Kota Malang. Selain itu, kami juga mengirim produk setengah jadi ke sejumlah pabrik ternama untuk sekadar finishing,'' ujar Sarifudin (39) Manajer Koperasi Perajin shuttlecock ''Mitra Usaha'', kemarin.

Ketrampilan yang dimiliki warga tersebut didapat secara turun temurun. ''Rata-rata anak di sini belajar dari orang tua secara otodidak. Tidak salah kiranya kalau Desa Lawatan memang sejak puluhan tahun lalu merupakan sentra pembuatan shuttlecock.''

Dia sendiri mengaku, merintis usaha sebagai produsen sejak tahun 1990. Ketika itu, kenang dia, berkat saran dari seorang mantan manajer sebuah pabrik shuttlecock ternama untuk membuka usaha sendiri. Kini, kegiatan yang dilakukan di rumah tersebut berkembang dan memiliki merek ''Young Young''.

Dari usaha yang dibantu dengan dua karyawan, Sarifudin memproduksi shuttlecock sebanyak dua losin/hari dengan harga jual rata-rata satu losin Rp 36 ribu dengan kualitas baik dan kualitas terendah Rp 24.000/losin. Hasil produksinya itu dipasarkan selain di wilayah Tegal juga merambah Jakarta. ''Untuk merk resmi di Jakarta dan merk yang tidak resmi di sejumlah kota Jawa Barat.''

Perlu Sentuhan

Kendati sudah merambah ke daerah luar, dia mengutarakan, hasil produksi shuttlecock Lawatan belum mampu bersaing dengan produk lain yang memiliki standar internasional. Padahal, menurut dia, jika melihat dari hasil produk, kualitasnya jauh berbeda, hanya terletak pada penggunaan lem dan benang ketika diproduksi.

''Kalau pemerintah proaktif melihat potensi karya warga sini, bisa saja produk ini berstandar nasional. Asalkan pemerintah menyediakan bekal ketrampilan manajemen dan pengadaan lem standar internasional,'' kata dia.

Sejauh ini, menurut Sarifudin, pemerintah hanya membantu permodalan. ''Belum menyentuh pada aspek manajemen yang profesional dan bahan baku yang berstandar internasional,'' ungkapnya.

Dia mengungkapkan ketika musim kompetisi kejuaraan bulu tangkis tingkat dunia atau nasional, permintaan produk ini relatif tinggi.

5 komentar:

  1. Bisa minta no telp nya gak? Ato e mail ke saya fungliwan8@gmail.com

    BalasHapus
  2. mao pesen shuttle cock nya dooong,,, ,

    BalasHapus
  3. mao pesen shuttle cock nya dooong,,, ,

    BalasHapus
  4. Sy importir bulu angsa dari taiwan putih,bersih dan terbaik bagi yg minat bisa hub:085811774573;0812888550873

    BalasHapus
  5. Sy importir bulu angsa dari taiwan putih,bersih dan terbaik bagi yg minat bisa hub:085811774573;0812888550873

    BalasHapus